Pasukan Sesat! ;p

Tuesday, May 31, 2011

*Sok* Ambisius.









Karena 2 thn trakir, gw sudah berhasil bikin blog ini ngalor-ngidul sendiri,




Per Juni 2011, gw berjanji:
Akan posting setiap hari!


Setiap hari dengan label pribadi.

Setiap hari dengan 'tagline' tersendiri.

Setiap hari dengan cerita masing-masing.




Saturday, May 28, 2011

Ping-Pong!



Kalo susah percaya sesama,
rasanya kita nggak bakal betah hidup di dunia.


Dulu, tiap kali pusing sok depresi berat, gw slalu pengen banget lari ke hutan! *Nyusul si Dian Sastro*

Setelah gw pikir2 lg, trus gw mo ngapain ya di hutan? Gw bisa apa? Mentang2 cinta mati sama Tom Hanks, trus mo nyoba ala Forrest Gump?! Plis deh. Ga mungkin. Susah banget untuk wanita se-sok-ningrat kayak gw bisa tahan hidup di hutan ala tarzan. ;)


Yak, balik lagi ke baris pertama paling atas>> "Rasanya kalo susah percaya sesama, kita nggak bakal tahan hidup di dunia."

Emangnya di hutan segampang itu percaya sama hewan-hewan didalamnya? Percaya sama kegelapan yang menyelimutinya? Percaya kalo loe ga bakal diterkam harimau tiba-tiba? Percaya kalo loe ga bakal diserang serigala di pagi buta? Percaya kalo kecantikan loe akan menjadi senatural alam di dalam hutan?


Itu baru dari sisi loe. Gimana dengan si penghuni hutan itu sendiri?

Emangnya penghuni hutan bakal segampang itu percaya sama loe? Percaya gitu aja kalo loe ga punya maxud memangsa mereka? Percaya kalo loe ga bawa senapan panjang buat matiin mereka? Percaya kalo loe tersesat bukan memperalat? Percaya kalo senyuman ketenangan loe bukan pertanda mengatasi ketakutan tapi karena sukses mengetahui tempat persembunyian mereka?


Setiap pihak punya hak merasa takut. Berhak khawatir, was-was, takut kepercayaannya disalahgunakan. Setiap pihak berhak mempersenjatai pikiran, hati, dan tubuhnya. Setiap pihak berhak mengantisipasi membangun tembok perlindungan mereka. Setiap pihak berhak memberi jarak terjauh yang mereka ajukan sebagai syarat persetujuan sebelum mendekat.

Semua pihak punya hak untuk percaya dan dipercaya. Lantas, bagaimana kalo semua pihak terbuai oleh rasa was-was itu? Apa jadinya kalo seorang pilot tidak mendapat kepercayaan menerbangkan pesawatnya? Apa jadinya kalo seorang tukang cukur tidak dipercaya untuk melayangkan gunting dan sisirnya? Apa jadinya kalo seorang koki tidak dipercaya di dapurnya? Apa jadinya kalo seorang supir tidak boleh nyuci mobil?! *err...skip the last one* ;)


--

Gw kehabisan kata-kata untuk meneruskan paragraf berikutnya nih..hihihi

Maka dengan permintaan maaf 67,5%, saya hanya mampu mengakhiri postingan ini dengan:



"Beri kesempatan orang lain untuk mendapatkan kepercayaanmu. Karena suatu saat, dirimu juga akan membutuhkannya." :)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...